Pemrograman blok visual, geser geser asik
Dunia programmer tidak terlepas dari text editor, yakni software untuk menulis skrip, hanya programmer saja yang mengerti alur dari suatu program dengan membaca skripnya, sedangkan untuk orang awam, atau yang baru terjun ke dunia pemrograman, perlu dibuatkan dokumentasinya. Sekarang ada cara ngoding yang unik. yaitu menggunakan visual block, dengan begini, baik programmer ataupun orang yang bekerja di bidang lain misal manajer, desainer atau yang lainnya, dapat mengerti alur program tersebut melalui visualisasi yang baik.
Apa itu pemrograman blok visual? Dikutip dari blog wordpress citragitaaulia
Visual Block Programming adalah Membuat aplikasi tanpa kode satupun. Mengapa disebut visual block programming? , karena kita akan melihat, menggunakan, menyusun dan drag-drops “block” yang merupakan simbol-simbol perintah dan fungsi event handler tertentu dalam membuat aplikasi, dan secara sederhana kita bisa menyebutnya tanpa menuliskan kode program –coding less.
Dalam komputasi, sebuah bahasa pemrograman visual adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengguna membuat program dengan memanipulasi unsur-unsur program grafis bukan dengan menentukan mereka secara tekstual. Sebuah VPL memungkinkan pemrograman dengan ekspresi visual, pengaturan tata ruang dari teks dan simbol grafis, digunakan baik sebagai elemen sintaks atau notasi sekunder. Sebagai contoh, banyak VPLS (dikenal sebagai dataflow atau pemrograman diagram) didasarkan pada gagasan “kotak dan panah”, di mana kotak atau benda layar lainnya diperlakukan sebagai entitas, dihubungkan dengan panah, garis atau busur yang mewakili hubungan.
Karakteristik Pemrograman Berbasis Blok
1. MIT App Inventor
Dari wikipedia. App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).
App Inventor memungkinkan pengguna baru untuk memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi perangkat lunak bagi sistem operasi Android. App Inventor menggunakan antarmuka grafis, serupa dengan antarmuka pengguna pada Scratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan pengguna untuk men-drag-and-drop objek visual untuk menciptakan aplikasi yang bisa dijalankan pada perangkat Android. Dalam menciptakan App Inventor, Google telah melakukan riset yang berhubungan dengan komputasi edukasional dan menyelesaikan lingkungan pengembangan online Google.
2. Code Org
Dari codepolitan. Code.Org sebuah organisasi nirlaba yang mempunyai misi agar setiap orang dapat belajar ilmu komputer khususnya pemrograman. Code.Org juga ingin agar jumlah wanita dan anak - anak dari negara tertinggal dapat semakin banyak mempelajari ilmu komputer. Code.Org berharap bahwa ilmu komputer dapat diterapkan di kurikulum pelajaran bersama pelajaran science, technology, engineering, dan mathematic (STEM) seperti biologi, fisika, kimia, dan algebra. Saat ini sudah 45 juta pelajar telah berpartisipasi dalam Hour of Code yang diselenggarakan Code.Org.
3. Microsoft Makecode
Sama seperti App Inventor yang merupakan software berbasis web, bedanya adalah jika App Inventor digunakan untuk membuat aplikasi android, maka microsoft makecode digunakan untuk membuat robotik.
4. Ozo blockly
Dikutip dari dailysocial. Ozobot adalah mainan fisik yang bisa Anda gunakan dalam permainan digital, ia dirancang untuk menjembatani game masa kini dengan permainan-permainan lawas, mengkombinasi teknologi masa depan dengan manisnya nostalgia. Ozobot dapat berinteraksi dan mempelajari aktivitas yang dilakukan para penggunanya.
Situs ozo blockly ini digunakan untuk memprogram ozobot, menggunakan pemrograman blok visual
5. Parallax
Sama seperti ozobot dan makecode, parallax juga berhubungan dengan robotik
6. MakeWonder
Situs untuk belajar robotik dengan pemrograman blok visual
7. Roberta
Dikutip dari teknosains. Google secara khusus meluncurkan Open Roberta, sebuah aplikasi Cloud Platform yang dapat membantu pelajar di jerman untuk memprogram robot dengan mudah tanpa perlu mempelajari bahasa pemrograman komplex terlebih dahulu.
Open Roberta sendiri dipadukan dengan platform Lego Mindstorms sebuah platform (meliputi software dan hardware) yang dirancang agar robot dapat diprogram dan di kustomisasi dengan mudah.
8. Pipercode
Situs untuk belajar robotik dengan pemrograman blok visual
9. Gamefroot
Berbeda dengan situs-situs sebelumnya yang menggunakan pemrograman blok visual untuk membuat aplikasi mobile dan robotik, gamefroot ini digunakan untuk membuat game
10. GameBlox Org
Sama seperti gamefroot, situs ini menawarkan platform pembuatan game tanpa coding, dan hasil game yang sudah dibuat, bisa dimainkan di android dan iOS
Perbandingan pemrograman blok visual dengan cara konvensional
Pemrograman blok visual adalah "gerbang" menuju dunia pemrograman, sedangkan pemrograman konvensional adalah "jalan yang akan dilewati", karena blok visual adalah metode pembelajaran agar pelajar mudah memahami fungsi sintaks-sintaks dasar, dan pelajar hanya perlu menyusun alur program dengan drag drop, tanpa khawatir salah menulis sintaks, kemudian program bisa langsung dijalankan melalui menu emulator yang disediakan.
Dengan segala kemudahan yang dimiliki blok visual, tetap saja harus menggunakan cara konvensional untuk mengerjakan proyek besar, dikarenakan lama dan ribetnya menyusun kotak-kotak sintaks dan si pemrogram akan mudah lupa dimana kordinat fungsi-fungsi yang sudah dia susun, berbeda dengan mengkoding dengan text editor, kita tidak perlu mencari ke kanan kiri, cukup menscroll saja dan itupun bisa menggunakan fitur search.
Itulah penjelasan mengenai pemrograman blok visual dan situs-situs untuk mempraktikannya serta perbandingannya dengan cara konvensional, jika Anda menemukan situs lainnya, silahkan isi di kotak komentar, selamat berkarya!
Referensi
https://citragitaaulia.wordpress.com/2016/12/22/pemrograman-berbasis-blok/
https://id.wikipedia.org/wiki/App_Inventor
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e6/Mit_app_inventor_2_beta2.png
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ea/Code1OrgCode.png
https://www.codepolitan.com/ajak-anak-anak-untuk-coding-bersama-code-org
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/b/b0/MakecodeScreenCPX.jpg
https://dailysocial.id/post/ozobot-robot-pintar-yang-mengintegrasi-video-game-dengan-board-game
http://teknosains.com/i/luncurkan-open-roberta-google-bantu-pelajar-jerman-memprogram-robot
https://makelearn.org/2018/06/06/text-based-vs-block-based-coding/
https://blog.penjee.com/what-is-block-based-coding/
Apa itu pemrograman blok visual? Dikutip dari blog wordpress citragitaaulia
Visual Block Programming adalah Membuat aplikasi tanpa kode satupun. Mengapa disebut visual block programming? , karena kita akan melihat, menggunakan, menyusun dan drag-drops “block” yang merupakan simbol-simbol perintah dan fungsi event handler tertentu dalam membuat aplikasi, dan secara sederhana kita bisa menyebutnya tanpa menuliskan kode program –coding less.
Dalam komputasi, sebuah bahasa pemrograman visual adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengguna membuat program dengan memanipulasi unsur-unsur program grafis bukan dengan menentukan mereka secara tekstual. Sebuah VPL memungkinkan pemrograman dengan ekspresi visual, pengaturan tata ruang dari teks dan simbol grafis, digunakan baik sebagai elemen sintaks atau notasi sekunder. Sebagai contoh, banyak VPLS (dikenal sebagai dataflow atau pemrograman diagram) didasarkan pada gagasan “kotak dan panah”, di mana kotak atau benda layar lainnya diperlakukan sebagai entitas, dihubungkan dengan panah, garis atau busur yang mewakili hubungan.
Karakteristik Pemrograman Berbasis Blok
- Menggunakan objek visual sebagai pembangun program
- Bahasa nya sama seperti bahasa sehari-hari
- Mudah dipahami bagi programer awam dan tingkat lanjut
- Bahasa pemrograman nya dapat di translate ke bahasa pemrograman manapun
- User dapat melihat hasil dari kodingan langsung tanpa mengkompail terlebih dahulu
- Diterjemahkan tanpa ada syntax error (penulisan program mudah)
- User friendly
1. MIT App Inventor
Dari wikipedia. App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).
App Inventor memungkinkan pengguna baru untuk memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi perangkat lunak bagi sistem operasi Android. App Inventor menggunakan antarmuka grafis, serupa dengan antarmuka pengguna pada Scratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan pengguna untuk men-drag-and-drop objek visual untuk menciptakan aplikasi yang bisa dijalankan pada perangkat Android. Dalam menciptakan App Inventor, Google telah melakukan riset yang berhubungan dengan komputasi edukasional dan menyelesaikan lingkungan pengembangan online Google.
2. Code Org
Dari codepolitan. Code.Org sebuah organisasi nirlaba yang mempunyai misi agar setiap orang dapat belajar ilmu komputer khususnya pemrograman. Code.Org juga ingin agar jumlah wanita dan anak - anak dari negara tertinggal dapat semakin banyak mempelajari ilmu komputer. Code.Org berharap bahwa ilmu komputer dapat diterapkan di kurikulum pelajaran bersama pelajaran science, technology, engineering, dan mathematic (STEM) seperti biologi, fisika, kimia, dan algebra. Saat ini sudah 45 juta pelajar telah berpartisipasi dalam Hour of Code yang diselenggarakan Code.Org.
3. Microsoft Makecode
Sama seperti App Inventor yang merupakan software berbasis web, bedanya adalah jika App Inventor digunakan untuk membuat aplikasi android, maka microsoft makecode digunakan untuk membuat robotik.
4. Ozo blockly
Dikutip dari dailysocial. Ozobot adalah mainan fisik yang bisa Anda gunakan dalam permainan digital, ia dirancang untuk menjembatani game masa kini dengan permainan-permainan lawas, mengkombinasi teknologi masa depan dengan manisnya nostalgia. Ozobot dapat berinteraksi dan mempelajari aktivitas yang dilakukan para penggunanya.
Situs ozo blockly ini digunakan untuk memprogram ozobot, menggunakan pemrograman blok visual
5. Parallax
Sama seperti ozobot dan makecode, parallax juga berhubungan dengan robotik
6. MakeWonder
Situs untuk belajar robotik dengan pemrograman blok visual
7. Roberta
Dikutip dari teknosains. Google secara khusus meluncurkan Open Roberta, sebuah aplikasi Cloud Platform yang dapat membantu pelajar di jerman untuk memprogram robot dengan mudah tanpa perlu mempelajari bahasa pemrograman komplex terlebih dahulu.
Open Roberta sendiri dipadukan dengan platform Lego Mindstorms sebuah platform (meliputi software dan hardware) yang dirancang agar robot dapat diprogram dan di kustomisasi dengan mudah.
8. Pipercode
Situs untuk belajar robotik dengan pemrograman blok visual
9. Gamefroot
Berbeda dengan situs-situs sebelumnya yang menggunakan pemrograman blok visual untuk membuat aplikasi mobile dan robotik, gamefroot ini digunakan untuk membuat game
10. GameBlox Org
Sama seperti gamefroot, situs ini menawarkan platform pembuatan game tanpa coding, dan hasil game yang sudah dibuat, bisa dimainkan di android dan iOS
Perbandingan pemrograman blok visual dengan cara konvensional
Pemrograman blok visual adalah "gerbang" menuju dunia pemrograman, sedangkan pemrograman konvensional adalah "jalan yang akan dilewati", karena blok visual adalah metode pembelajaran agar pelajar mudah memahami fungsi sintaks-sintaks dasar, dan pelajar hanya perlu menyusun alur program dengan drag drop, tanpa khawatir salah menulis sintaks, kemudian program bisa langsung dijalankan melalui menu emulator yang disediakan.
Dengan segala kemudahan yang dimiliki blok visual, tetap saja harus menggunakan cara konvensional untuk mengerjakan proyek besar, dikarenakan lama dan ribetnya menyusun kotak-kotak sintaks dan si pemrogram akan mudah lupa dimana kordinat fungsi-fungsi yang sudah dia susun, berbeda dengan mengkoding dengan text editor, kita tidak perlu mencari ke kanan kiri, cukup menscroll saja dan itupun bisa menggunakan fitur search.
Itulah penjelasan mengenai pemrograman blok visual dan situs-situs untuk mempraktikannya serta perbandingannya dengan cara konvensional, jika Anda menemukan situs lainnya, silahkan isi di kotak komentar, selamat berkarya!
Referensi
https://citragitaaulia.wordpress.com/2016/12/22/pemrograman-berbasis-blok/
https://id.wikipedia.org/wiki/App_Inventor
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e6/Mit_app_inventor_2_beta2.png
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ea/Code1OrgCode.png
https://www.codepolitan.com/ajak-anak-anak-untuk-coding-bersama-code-org
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/b/b0/MakecodeScreenCPX.jpg
https://dailysocial.id/post/ozobot-robot-pintar-yang-mengintegrasi-video-game-dengan-board-game
http://teknosains.com/i/luncurkan-open-roberta-google-bantu-pelajar-jerman-memprogram-robot
https://makelearn.org/2018/06/06/text-based-vs-block-based-coding/
https://blog.penjee.com/what-is-block-based-coding/
Tidak ada komentar:
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.